Friday, December 1, 2017

Club Superior Kota Semarang 2017 (Kecamatan)

Tahun 2017 tinggal 30 hari tersisa. Menyambut lembaran baru, yang semestinya tergolong istimewa bagi Kota Semarang karena tahun 2018 mendatang akan menjadi "sentral perhatian" Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam statusnya sebagai ibukota provinsi, sejenak kita menilik kembali statistik daerah Kota Semarang berkenaan dengan sejumlah bidang kegiatan dan kehidupan yang dijalani warga Kota Semarang, setidaknya sepanjang tahun ini. 

Saya menggunakan istilah "Club Superior", yang di dalam konteks tulisan ini berarti statistik superior (i.e. yang ter-/paling) berdasarkan kecamatan, di mana sebuah kecamatan menduduki peringkat pertama di dalam bidang/aspek/kategori tertentu, misalnya luas wilayah dan jumlah penduduk. Data dan statistik di bawah ini merupakan rangkuman yang saya olah dan susun berdasarkan dokumen "Kota Semarang Dalam Angka 2017" yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 

Lantas, bagaimanakah komposisi dari "Club Superior" Kota Semarang (berdasarkan kecamatan) tersebut. Pada kesempatan ini saya membagi "Club Superior" ke dalam 9 (sembilan) kategori, yakni: a) geografi; b) demografi; c) pendidikan dasar-menengah; d) kesehatan; e) sosial; f) pertanian; g) perdagangan; h) kuliner; dan i) transportasi. Kesembilan kategori tersebut saya bagi lagi menjadi 74 sub kategori. Rinciannya adalah sebagai berikut.

A. Kategori Geografi:
1.1. Wilayah terluas: Mijen (57,55 km persegi).
1.2. Wilayah tersempit: Semarang Selatan (5,93 km persegi).
2.1. Letak tertinggi: Mijen (311,0 m di atas permukaan laut).
2.2. Letak terendah: Semarang Utara; Tugu (1,0 m di atas permukaan laut).

B. Kategori Demografi:
1.1. Kelurahan terbanyak: Gunungpati; Semarang Barat (16 kelurahan).
1.2. Kelurahan paling sedikit: Candisari; Gayamsari; Tugu (7 kelurahan).
2.1. Penduduk terbanyak: Tembalang (194.231 jiwa).
2.2. Penduduk paling sedikit: Tugu (32.041 jiwa).
3.1. Angka pertumbuhan penduduk tertinggi (2015-2016): Mijen (3,64% per tahun).
3.2. Angka pertumbuhan penduduk terendah (2015-2016): Candisari; Gajahmungkur; Semarang Selatan; Semarang Tengah; Semarang Timur (-0,12% per tahun).
4.1. Rasio jenis kelamin tertinggi: Mijen (1,01; L > P).
4.2. Rasio jenis kelamin tertendah: Semarang Tengah (0,86; L < P); Semarang Timur (0,86; L < P).
5.1. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi: Tembalang (11,23%).
5.2. Tingkat kepadatan penduduk terendah: Tugu (1,85%).
6.1. Kepadatan penduduk per km persegi tertinggi: Gayamsari (12.853 jiwa).
6.2. Kepadatan penduduk per km persegi terendah: Mijen (1.213 jiwa).

C. Kategori Pendidikan Dasar-Menengah:
1.1. Jumlah Sekolah Dasar (SD) terbanyak: Semarang Barat (49 unit).
1.2. Jumlah Sekolah Dasar (SD) paling sedikit: Tugu (14 unit).
2.1. Jumlah siswa SD terbanyak: Semarang Barat (15.217 orang).
2.2. Jumlah siswa SD paling sedikit: Tugu (2.451 orang).
3.1. Jumlah guru SD terbanyak: Semarang Barat (837 orang).
3.2. Jumlah guru SD paling sedikit: Tugu (117 orang).
4.1. Rasio siswa/guru SD tertinggi: Genuk (24,92).
4.2. Rasio siswa/guru SD terendah: Gunungpati (16,09).
5.1. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbanyak: Semarang Barat (22 unit).
5.2. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) paling sedikit: Tugu (5 unit).
6.1. Jumlah siswa SMP terbanyak: Pedurungan (7.868 orang).
6.2. Jumlah siswa SMP paling sedikit: Tugu (1.845 orang).
7.1. Jumlah guru SMP terbanyak: Semarang Tengah (456 orang).
7.2. Jumlah guru SMP paling sedikit: Semarang Utara (107 orang).
8.1. Rasio siswa/guru SMP tertinggi: Pedurungan (23,63).
8.2. Rasio siswa/guru SMP terendah: Gunungpati (14,76).
9.1. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) terbanyak: Semarang Barat (20 unit).
9.2. Jumlah Sekolah menengah Atas (SMA) paling sedikit: Tugu (1 unit).
10.1. Jumlah siswa SMA terbanyak: Semarang Tengah (13.079 orang).
10.2. Jumlah siswa SMA paling sedikit: Tugu (1.240 orang).
11.1. Jumlah guru SMA terbanyak: Semarang Timur (789 orang).
11.2. Jumlah guru SMA paling sedikit: Tugu (49 orang).
12.1. Rasio siswa/guru SMA tertinggi: Pedurungan (26,71).
12.2. Rasio siswa/guru SMA terendah: Gayamsari (6,48).

D. Kategori Kesehatan:
1.1. Klinik Keluarga Berencana terbanyak: Semarang Barat; Semarang Selatan; Semarang Timur (7 unit).
1.2. Klinik Keluarga Berencana paling sedikit: Candisari; Gayamsari; Gunungpati; Semarang Utara; Tugu (2 unit).
2.1. Pelayanan KB Desa terbanyak: Gunungpati; Semarang Barat (16 unit).
2.2. Pelayanan KB Desa paling sedikit: Candisari; Gayamsari; Tugu (7 unit).

E. Kategori Sosial:
1.1. Keluarga Pra-sejahtera terbanyak: Semarang Utara (5.323 keluarga).
1.2. Keluarga Pra-sejahtera paling sedikit: Gajahmungkur (446 keluarga).
2.1. Keluarga Sejahtera III+ terbanyak: Ngaliyan (8.644 keluarga).
2.2. Keluarga Sejahtera III+ paling sedikit: Tugu (339 keluarga).

F. Kategori Pertanian:
1.1. Lahan sawah terluas: Gunungpati (1.386 hektar).
1.2. Lahan sawah tersempit: Candisari; Gajahmungkur; Gayamsari; Semarang Selatan; Semarang Tengah; Semarang Timur; Semarang Utara (0 hektar).
2.1. Lahan tegal/kebun terluas: Gunungpati (2,574 hektar).
2.2. Lahan tegal/kebun tersempit: Candisari; Gajahmungkur; Semarang Selatan; Semarang Timur (0 hektar).
3.1. Lahan ladang/huma terluas: Banyumanik (614 hektar).
3.2. Lahan ladang/huma tersempit: Gayamsari; Genuk; Gunungpati; Mijen; Pedurungan; Semarang Barat; Semarang Selatan; Semarang Tengah; Semarang Timur; Tugu (0 hektar).
4.1. Populasi ternak ayam kampung tertinggi: Gunungpati (48.988 ekor).
4.2. Populasi ternak ayam kampung terendah: Tembalang (0 ekor).
5.1. Rumah tangga perikanan terbanyak: Semarang Utara (1.247 rt).
5.2. Rumah tangga perikanan paling sedikit: Semarang Tengah (0 rt).

G. Kategori Perdagangan:
1.1. Pedagang kecil terbanyak: Semarang Tengah (1.818 orang).
1.2. Pedagang kecil paling sedikit: Mijen (173 orang).
2.1. Pedagang menengah terbanyak: Semarang Utara (227 orang).
2.2. Pedagang menengah paling sedikit: Tugu (6 orang).
3.1. Pedagang besar terbanyak: Semarang Utara (16 orang).
3.2. Pedagang besar paling sedikit: Gajahmungkur; Tugu (1 orang).

H. Kategori Kuliner:
1.1. Rumah makan/restoran terbanyak: Semarang Selatan (1.348 unit).
1.2. Rumah makan/restoran paling sedikit: Tugu (52 unit).

I. Kategori Transportasi:
1.1. Jalan aspal terpanjang (total): Banyumanik (219.330 km).
1.2. Jalan aspal terpendek (total): Tugu (17.664 km).
2.1. Jalan tidak diaspal terpanjang (total): Banyumanik (53.366 km).
2.2. Jalan tidak diaspal terpendek (total): Semarang Utara (7.012 km).
3.1. Mobil (selain bus dan truk) terbanyak: Banyumanik (402 unit).
3.2. Mobil (selain bus dan truk) paling sedikit: Gunungpati (3 unit).
4.1. Sepeda motor terbanyak: Pedurungan (25.413 unit).
4.2. Sepeda motor paling sedikit: Gajahmungkur (2.599 unit).

Berdasarkan statistik di atas, dari 74 sub kategori yang saya gunakan di sini, 18 sub kategori "dipimpin" oleh Kecamatan Tugu, disusul kemudian, secara berurutan oleh Kecamatan Gunungpati (10 sub kategori), dan Kecamatan Semarang Utara (9 sub kategori). Harapannya, pada masa mendatang kecamatan-kecamatan yang "memimpin" sub kategori (dan kategori) "negatif", misalnya, yang berkenaan dengan masalah sosial, demografi, pendidikan, dan kesehatan, akan segera mampu melakukan perbaikan. Tentu saja, peran dari Pemerintah Kota Semarang sangat signifikan untuk mewujudkan perbaikan tersebut. Terakhir, sudah barang tentu pula pembaca dapat menyusun statistik menurut versi pembaca sendiri. 

Demikian sajian "Club Superior Kota Semarang" kali ini. Semoga dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan untuk keperluan survei, penelitian, atau kegunaan yang lain.

Sugeng Warsa Enggal 2018. Jaya-jaya wijayanti, rahayu ingkang pinanggih...


Referensi data pendukung:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Pertambahan & Energi Kota Semarang.
Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi Kota Semarang.
Dinas Pertanian Kota Semarang.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Laporan Statistik Pertanian Tanaman Pangan, Penggunaan Lahan.
Monografi Kota Semarang.
Proyeksi Penduduk Kota Semarang 2010-2020.