Pleburan, sebuah kelurahan di Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, memiliki ruas-ruas jalan yang diberi nama tokoh-tokoh penting masa lalu Nusantara. Pada daerah ini kita akan menemukan nama-nama Kusumawardhani, Airlangga (ditulis: Erlangga), Singasari (ditulis: Singosari), Hayam Wuruk, dan Sriwijaya sebagai nama jalan berikut gang-gang cabang jalan masing-masing.
Adapun nama Imam Bardjo, SH sebagai pencualian di sepanjang ruas jalan dari monumen Diponegoro menuju ke gerbang Kampus Universitas Diponegoro merupakan penghormatan khusus bagi salah satu pendiri Universitas Diponegoro Semarang.
Barangkali nama-nama jalan tersebut adalah hal yang biasa, tetapi jika ditilik dari kebiasaan masyarakat setempat akan tercermin terlarutnya spirit untuk bertindak sesuai dengan kebiasaan pada masa lalu Nusantara pada saat nama-nama tersebut berkibar. Pleburan relatif terjaga tradisinya. Daerah ini menjadi tempat berpadunya berbagai budaya namun tradisi masa lalu tidak dengan mudahnya hilang, seperti selamatan, tirakatan, kenduri, gotong-royong, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya yang memang menjadi salah satu kekayaan budaya Nusantara.
Adapun nama Imam Bardjo, SH sebagai pencualian di sepanjang ruas jalan dari monumen Diponegoro menuju ke gerbang Kampus Universitas Diponegoro merupakan penghormatan khusus bagi salah satu pendiri Universitas Diponegoro Semarang.
Barangkali nama-nama jalan tersebut adalah hal yang biasa, tetapi jika ditilik dari kebiasaan masyarakat setempat akan tercermin terlarutnya spirit untuk bertindak sesuai dengan kebiasaan pada masa lalu Nusantara pada saat nama-nama tersebut berkibar. Pleburan relatif terjaga tradisinya. Daerah ini menjadi tempat berpadunya berbagai budaya namun tradisi masa lalu tidak dengan mudahnya hilang, seperti selamatan, tirakatan, kenduri, gotong-royong, dan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya yang memang menjadi salah satu kekayaan budaya Nusantara.
